Monday, January 21, 2008

Global Warming


Erhalogy, produk perawatan kesehatan kulit untuk wanita dan pria yang diproduksi oleh PT Erhalogy, tidak saja peduli dengan masalah kesehatan kulit, namun juga memiliki komitmen untuk ikut ambil bagian dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi masyarakat sekitar. Contohnya terhadap dampak negatif dari global warming (pemanasan global) terhadap alam dan lingkungan hidup.

Bukti kepedulian sosial tersebut ditunjukkan oleh Erhalogy dengan menggandeng Tim dari Departemen Arsitektur Lanskap–Faperta IPB untuk melakukan Penerapan Teknik Biopori di Pekarangan Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan Jakarta. Melalui penerapan lubang resapan dengan teknik Biopori ini, dapat dilakukan konservasi air, sehingga air dapat disimpan di dalam tanah. Diharapkan pada musim kemarau tidak terjadi kekeringan dan sebaliknya di musim hujan tidak banjir. Lebih jauh lagi, sampah rumah tangga yang selama ini disia-siakan pengelolaannya dan seringkali menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir besar di kota Jakarta, dapat dikendalikan, bahkan bisa menjadi kompos sehingga lingkungan akan menjadi lebih hijau, bersih, indah, nyaman dan aman.

Biopori ini sendiri ditemukan serta diperkenalkan oleh Ir. Kamir Raziudin Brata, MS. dari Institut Pertanian Bogor. Biopori diciptakan untuk mengolah sampah rumah tangga yang berbentuk bahan organik menjadi kompos dengan cara yang sangat sederhana. Hanya dengan memendamnya dalam lubang tanah yang digali di pekarangan rumah! Selain mengatasi masalah sampah, teknologi ini dapat memperbaiki struktur dan aerasi tanah, serta drainase lahan. Sehingga ketika turun hujan sebagian air dapat meresap ke dalam tanah melalui lubang-lubang Biopori, yang bisa mengatasi masalah banjir.

”Teknik Biopori memiliki berbagai keuntungan. Antara lain, sampah organik yang terkumpul di dalam lubang Biopori akan menjadi kompos setelah 3 sampai 4 minggu dalam tanah bila ditambah dengan larutan effective microorganism (EM),” ujar Dr. Tati Budiarti, anggota Tim dari Departemen Arsitektur Lanskap - Faperta IPB. Hasil kompos tersebut tak hanya bisa digunakan untuk menyuburkan tanah pekarangan rumah namun bisa juga dipasarkan sehingga memberikan kontribusi pada pendapatan keluarga.

”Sebagai brand yang selama ini sangat peduli dengan masalah kesehatan kulit pada wanita dan pria, Erhalogy juga tidak menutup mata dengan masalah yang dihadapi masyarakat sekitar. Terutama menyangkut masalah lingkungan hidup seperti global warming. Itu sebabnya Erhalogy merasa terpanggil untuk memberikan solusi pada masyarakat melalui kegiatan penerapan teknik Biopori ini,” ujar Djoko Kurniawan, Brand & CRM Manager - Erhalogy. ”Dana untuk kegiatan ini kami kumpulkan dari lelang foto dalam pameran yang yang bertajuk Ageposure – Aging Through The Eyes of 5 Photographers yang telah kami lakukan beberapa bulan lalu di Jakarta dan Bandung.”

Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap–Faperta IPB, mengatakan, ”Penerapan teknik Biopori ini pelaksanaannya diawali di kelurahan Kampung Budaya Betawi Setu Babakan RT 009/RW 08 Jagakarsa Jakarta Selatan. Pada tahap pertama kegiatan yang dilaksanakan meliputi 1 RW yang terdiri dari 4 RT, dengan masing-masing 30 rumah tangga. Sehingga bila ditotal nanti, program ini akan mencakup 120 rumah tangga.” Lanjut Hadi lagi, ”Pada setiap 5 rumah tangga akan didistribusikan 1 buah bor besi yang akan digunakan untuk membuat lubang resapan. Untuk kegiatan yang berlangsung di wilayah Setu Babakan Jakarta ini kami menyiapkan bor besi sebanyak 24 buah, 120 tempat sampah, 8 drum tempat pembuatan effective microorganism (EM), sejumlah starter EM, 8 paket bahan EM yang sudah jadi, 60 leaflet dan 5 poster A-1.” Program pertama ini akan berjalan di Jakarta selama 4 bulan, yang secara beriringan dilaksanakan pula di Kampung Sirnagalih dan Kampung Pagentongan, Kelurahan Loji, kota Bogor. Sehingga secara bertahap kontribusi Erhalogy dalam mengatasi masalah lingkungan dan global warming dapat dirasakan oleh masyarakat yang cukup luas.

http://www.hanyawanita.com/print.php?id=7706

BIOPORI at Setu Babakan

Jakarta Post,

It's an old technique often used in Indonesia's rural areas, but the campaign for backyard biopore absorption holes (biopores) was heard for the first time in Jakarta on Saturday.
Enthusiasm ran high as experts from the Agricultural Institute of Bogor (IPB) and Erhalogy, a cosmetic brand, talked to Setu Babakan residents in Jagakarsa, South Jakarta.
The household technique, combining waste and water management, involves drilling a hole no bigger than 30 centimeters wide and 100 centimeters deep as an organic waste bin that also increases groundwater absorption.

"The old technique takes on new meaning as it can be used to mitigate flooding and take care of our waste problem," said Kamir R. Brata, professor from the landscape architecture department at IPB, who coordinates the campaign.
In Indonesia, the compost sinks began to receive more attention after February's flood which took numerous lives and caused losses of trillions of rupiah.

In April, the Bogor administration ordered more than 5,000 biopores sunk in 21 subdistricts.
As of June, Bogor had finished more then 22,000 holes. Kamir wants to expand the program to surrounding areas, including Jakarta.
According to Kamir, Jakarta planners have ignored the environment, preventing nature's underground network of roots, insects, worms and rodents from living up to potential.
Biopores return natural function to the ground when organic waste is composted, because insects and worms thrive, multiplying tiny passageways in the soil which absorb water.
"God has already given us the workers to keep floods away, now our duty is to make sure these workers don't leave."
The hole is made with a T-shaped hand drill which rotates clockwise. After the hole is made and tidied up, an effective microorganism (EM) solution is added to speed up decomposition.
All of the tools can be ordered from the landscape architecture department at IPB.
The ideal number of holes depends on the intensity of rains in the area. Adequate, however, explained Kamir, is for five small households sharing one drill to sink 25 holes in the immediate vicinity of their homes.

Dimiati, a corn farmer and producer, is among those who are not yet satisfied with the waste solution. While the holes may be able to deal with household waste, he said, he doesn't think they can handle industrial byproduct, which accumulates tons at time.
"I still don't see it as the solution to the waste problem," he said.
IPB and Erhalogy gave the four neighborhood units in Setu Babakan -- comprising 120 households -- 24 iron drills, 120 waste containers, eight drums of EM solution and ready-to-use EM and EM starter kits.
The donors plan to spend four months making sure the tools are used properly and the biopores maintained properly.

"The company is just concerned about the environment. The way we see it, the surface of the earth is like skin -- it needs pores to stay healthy, so we believe this idea is an innovative way to promote our brand," Erhalogy Marketing Manager Djoko Kurniawan said.

More information can be found at Biopori.com. (anw)

http://www.thejakartapost.com/detailcity.asp?fileid=20050907.G02&irec=1

Djoko at Product Launching Pro Callus Gel

Seperti halnya wajah dan bagian tubuh lainnya, kaki juga selayaknya harus mendapat perawatan khusus agar selalu sehat dan terlihat terawat.
Merawat kulit wajah kini sudah menjadi bagian dari rutinitas perempuan moderen, sebaliknya dengan perawatan kaki yang kerap terabaikan. Padahal kulit kaki bagian bawah, seperti tumit dan telapak kaki sering bersinggungan dengan alas kaki. Akibatnya, bagian tersebut sering kering, kasar, bahkan mengalami penebalan kulit atau kapalan (callus).

Menurut dr.Indrawati Widjaja, Sp.KK dari Erha Institute, kapalan adalah penebalan kulit di bagian tertentu dari kulit kaki. "Memakai pelembab saja tidak cukup untuk mengatasi kapalan, harus tetap memakai obat untuk mengikis kulit matinya," katanya pada acara temu media bertajuk Rahasia Perawatan Kulit serta Tumit Sehat, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Obat yang dibutuhkan untuk mengatasi kapalan, menurut Indrawati adalah yang mengandung asam salisilat yang bisa berfungsi melepaskan dan menghilangkan sisik pada lapisan stratum corneum. "Sebaiknya juga mengandung lactid acid yang berfungsi meningkatkan kadar air pada kulit sehingga menambah kelembaban kulit," tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, Erhalogy, merek perawatan kesehatan kulit yang juga bagian dari Erha Clinic, juga meluncurkan produk terbarunya Pro Callus Gel untuk merawat kesehatan kulit dan tumit kaki.
Selain mengandung bahan yang bisa mengikis kulit mati, produk ini juga bisa dipakai sebagai pelembab kulit yang sangat kering.

"Selain untuk pengobatan, pro callus gel juga bisa dipakai sebagai bagian dari perawatan untuk menjaga kesehatan kulit," kata Djoko Kurniawan, Brand Manager Erhalogy.
Produk yang dijual dengan harga Rp 50.000 ini ditujukan untuk semua jenis kelamin berusia mulai dari 15-60 tahun dan hanya terdapat di outlet Erhalogy atau klinik perawatan Erha Clinic.


Penulis: An
http://kompas.com/ver1/Perempuan/0707/31/140120.htm

Press Conference Product Launching Pro Callus

Dibandingkan dengan bagian tubuh lain, perawatan pada kaki memang paling sering ditinggalkan. Padahal sama dengan bagian tubuh lainnya, kaki berperan sangat besar karena menyangga tubuh kita. Sehingga perawatannya pun tak boleh begitu saja kita remehkan. "Bagian kaki yang harus mendapatkan perhatian adalah mulai dari mata kaki sampai ke bagian bawah. Sebab pada bagian inilah yang paling sering bersinggungan dengan alas kaki yang sering digunakan sehari-hari, baik itu sandal atau sepatu," demikian ujar Djoko Kurniawan, selaku Brand Manager Erhalogy. "Kaki yang sehat adalah, kaki yang mulus bersih, bercahaya, tidak kering, pecah-pecah serta tidak berbau," ujarnya menambahkan.

Masalah umum pada kulit kaki
Selain kulit kering dan pecah-pecah, masalah kulit kaki yang kerap dialami oleh perempuan Indonesia adalah penebalan kulit di bagian-bagian tertentu dari kulit kaki yang biasanya kita sebut dengan kapalan atau callus. "Kulit kaki pecah-pecah biasanya disebabkan oleh jenis kulit yang kering, kelainan atau masalah kulit bawaan, serta kulit kaki kekurangan air karena tubuh mengalami dehidrasi," demikian menurut penjelasan dari dr. Indrawati Widjaja, SpKK dari Erha Institute. "Sedangkan penebalan pada bagian-bagian tertentu pada kulit kaki bagian bawah biasanya disebabkan oleh penggunaan sepatu atau hak yang terlalu tinggi. Selain itu juga bisa jadi karena adanya gangguan pada tulang metatarsal atau ketidaknormalan cara berjalan karena obesitas," ujarnya menambahkan.

Pro Callus Gel
Nah, melihat kondisi ini, Erhalogy, brand yang selama ini selalu memberikan perhatian khusus pada perawatan kesehatan kulit melakukan serangkaian riset panjang dan mengembangkan sebuah produk yang dapat memberikan solusi. Tujuannya, agar perempuan Indonesia memiliki kaki yang sehat sehingga bisa tampil dengan leluasa dan percaya diri saat memakai sandal atau sepatu terbuka. Pro Callus gel, sebuah produk yang dirancang khusus untuk mencegah serta mengatasi semua masalah pada kulit kaki. "Pro Callus Gel juga bisa digunakan untuk melepaskan tumpukan kulit mati pada kaki," ujar Djoko.

Pro Callus Gel, mengandung Salicylic Acid yang berfungsi untuk melepaskan dan menghilangkan lapisan kulit mati. Tak hanya itu, Pro Callus Gel juga mengandung Lactic Acid yang berfungsi untuk meningkatkan kadar air pada kulit dan Carbamide yang bisa berfungsi sebagai pelembab pada kaki. Pro Callus Gel bisa digunakan untuk perempuan dan laki-laki serta aman digunakan asalkan pemakaian sesuai dengan petunjuk.



Press Conference AGEPOSURE

Lima orang fotografer muda memamerkan foto-foto berisi intepretasi terhadap isu seputar kulit dan penuaan. Keke Tumbuan, Nurulita, Samuel Sunanto, HeretFrasthio, dan Davy Linggar, meneriman "tantangan" dari Erhalogy dari PT. Erha Dermatology Indonesia untuk melihat penuaan dari bidikan lensa masing-masing. Hasilnya? Menarik!Davy Linggar, misalnya. Fotografer berbakat yang telah banyak mendulang penghargaan ini memakai bagian obyek yang unik sebagai model. "Saya hanya punya waktu sedikit untuk menyiapkan pameran ini. Itu sebabnya saya memotret bagian tubuh saya sendiri."Pameran digelar 24-27 Mei di Senayan City, Jakarta, dan 14-17 Juni di Istana Plaza, Bandung.

"Lewat pameran foto hitam putih ini diharapkan masyarakat tidak risau dengan masalah penuaan kulit, karena penuaan kulit adalah proses alami yang tak bisa dicegah, namun bisa ditunda," urai Djoko Kurniawan, Brand Manager Erhalogy.

Opening Night of AGEPOSURE


OPENING NIGHT of “AGEPOSURE: Aging Through The Eyes of 5 Photographers” – PHOTO EXHIBITION by ERHALOGY 24 Mei @ Senayan City

Kali ini Erhalogy, brand yang sudah tidak asing lagi bagi mereka yang perduli dengan perawatan untuk menghambat proses penuaan kulit, ‘menantang’ 5 fotografer muda untuk mem-visualisasi-kan arti penuaan kulit (aging) melalui media fotografi. Kelima fotografer (Nurulita, Samuel Sunanto, Heret Frasthio, Davy Linggar dan Keke Tumbuan) terpilih karena sudah mempunyai personal style yang kuat.

Masing-masing fotografer diberikan sebuah dinding yang cukup untuk diisi 5 karya foto berukuran besar-besar, jadi para pengunjung malam itu dapat menikmati 25 karya foto hitam putih yang, selain menarik untuk dicermati satu persatu, juga memiliki kekuatan serta karakter yang berbeda satu sama lain. Davy, salah satu fotografer muda paling sukses di tanah air, menggunakan lensa micro untuk memperlihatkan permukaan kulit dari jarak super dekat, sampai tidak dapat lagi dikenali sebagai kulit kalau dilihat secara sekilas. Keke, seperti biasa, bekerja secara konseptual. “Semua perubahan yang terjadi pada kulit seseorang bisa saja disamakan dengan foto album orang itu…”. Konsep tersebut diterapkan dengan cara memproyeksikan beberapa image abstrak yang merepresentasikan kehidupan ke atas permukaan kulit. Heret, Nurulita dan Samuel yang aktif di dunia media majalah dan iklan, menggunakan keahlian masing-masing dalam Portrait dan Fashion Photography untuk menghasilkan karya-karya mereka.
Djoko Kurniawan, Brand Manager Erhalogy menambahkan, “Pameran ini adalah suatu bentuk kepedulian kami terhadap proses penuaan kulit. Mudah-mudahan pameran ini bisa membuat orang sadar bahwa proses penuaan kulit adalah proses alami yang tidak akan bisa dicegah, hanya bisa ‘ditunda’.” Sepertinya, dengan memperlihatkan proses penuaan kulit secara artistik, Erhalogy juga ingin mengatakan bahwa aging is beautiful! Karya kelima fotografer tersebut dipajang di Senayan City sampai dengan tanggal 27 Mei 2007 lalu.

Profit at Perempuan.Com


Besar dilingkungan keluarga yang demokratis, membuat laki-laki yang lahir di Pati 20 Juni 1974 ini bebas menentukan pilihan-pilihan dalam hidupnya. Begitupun saat Djoko memilih pendidikan dan pekerjaan. Namun begitu laki-laki yang masih melajang ini tetap bertanggung jawab dengan kebebasan yang diberikan kedua orang tua kepadanya.
Dan rasa tanggung jawabnya tersebut ia wujudkan dengan keberhasilan dalam pendidikan dan pekerjaan hingga ia menjadi seorang Brand Manager Erhalogy di PT Erha Dermatology, perusahaan yang bergerak dibidang kesehatan dan perawatan kulit yang cukup terkenal di Indonesia.
Djoko adalah sosok laki-laki yang penuh energi, kreatif dan sangat menyukai bermacam tantangan. Maka tak heran bila laki-laki yang pendidikan terakhirnya berbasic Tekhnologi Komputer ini akhirnya terjun kedunia kecantikan yang saat ini masih didominasi oleh kaum perempuan.

Mengapa dunia kecantikan, anak terakhir dari delapan bersaudara ini menjelaskan ihwal ia terjun kedunia kosmetik. Awalnya Djoko adalah seseorang yang cenderung ‘gila’ akan dunia komputer. Itulah sebabnya saat kuliah di Jogja, ia memutuskan mendalami bidang Manajemen Informatika. Kegilaannya di bidang ini memang bukan tanpa sebab, karena sejak masih duduk dibangku SMA ia sempat bercita-cita menjadi seorang yang ahli dibidang komputer. “Dulu saya memang sangat menyukai bidang itu, malah waktu saya masih di semester empat, saya sempat mengajar disalah satu lembaga pendidikan di Jogja,” ujar Djoko
Namun secara perlahan Djoko menyadari, bahwa pendidikan yang ia jalani sebenarnya bisa menjadi penunjang saat ia mengambil sebuah keputusan penting yang akan berpengaruh dalam perjalanan hidupnya kelak. “Jadi sebenarnya ilmu itu bukan hanya sekedar sebagai penunjang profesi, namun juga bermanfaat saat kita menentukan pilihan-pilihan, tak terkecuali pilihan dalam bekerja,” ujar Djoko yang sempat menerjemaahkan buku ‘10 Menit Belajar Microsoft Office 2000’ ini. Itulah sebabnya ia tak membuang kesempatan, saat sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan dan kecantikan kulit menawarkannya pekerjaan. Djoko memang tertarik dengan tawaran tersebut, karena menurut Djoko saat itu bidang kesehatan dan kecantikan kulit merupakan trend baru di Indonesia dan jelas hal tersebut merupakan tantangan tersendiri buat Djoko. “Waktu itu skin care sedang hangat-hangatnya dan digandrungi orang banyak, selain itu saya melihat banyak tantangan dibidang ini, karena ini sesuatu yang baru buat saya,” tutur Djoko.

Karena tantangan itu pula, selama 8 tahun belakangan Djoko sempat berpindah dari perusahaan satu keperusahaan lainnya, hingga akhirnya ia ‘berlabuh’ di PT. Erha Dermatology karena menurutnya, perusahaan ini memiliki banyak tenaga yang sangat ahli dibidangnya. Selama 3 tahun di perusahaan ini, Djoko sempat ‘mengabdi’ untuk beberapa departemen, sebelum akhirnya dipercaya menjadi Brand Manager di Erhalogy sebuah produk unggulan untuk kesehatan dan perawatan kulit yang juga bisa digunakan untuk para laki-laki dari PT. Erha Dermatology.Menjadi seorang Brand Manager memang banyak menyita waktu, hingga diluar kegiatan rutinnya ia terus menyempatkan diri untuk mengamati pekembangan dunia kecantikan dengan berjalan-jalan di pusat-pusat perbelanjaan. “Dengan kegiatan itu saya akhirnya bisa mengerti apa yang dikehendaki pasar dan bagaimana kami harus melayani kehendak pasar itu,” Tutur Djoko.
Namun begitu kesibukan itu tak lantas membuatnya meninggalkan kesenangannya akan musik, karena menurut Djoko waktu senggangnya banyak dihabiskannya untuk belajar bermain musik dan membaca buku, karena menurut Djoko, buku adalah sumber ilmu yang memberinya banyak pengetahuan.
Diminta pendapatnya tentang perempuan, Djoko dengan lugas menjawabnya bahwa perempuan saat ini telah jauh berkembang kearah yang lebih baik. Perempuan sekarang menurut Djoko memiliki kesempatan yang sangat luas untuk mengembangkan minat dan bakatnya. Namun begitu Djoko mengingatkan bahwa perempuan tetaplah perempuan yang memiliki tanggung jawab terhadap status keperempuannannya. “Jika ia (perempuan-red) telah menikah maka ia tetap harus memprioritaskan statusnya sebagai istri dan ibu yang baik untuk keluarganya,” ujar Djoko.
Demikian juga pendapatnya tentang perempuan cantik. Djoko Berpendapat, perempuan akan terlihat cantik bila ia memiliki tanggung jawab terhadap status keperempuannannya. “Perempuan tak harus cantik secara fisik, namun jika ia lebih dapat menonjolkan inner beauty dan tanggung jawab yang dimilikinya maka perempuan tersebut pasti akan terlihat cantik,” tutur Djoko sambil berpesan agar perempuan bisa lebih selektif dalam menggunakan produk kosmetika. (rn)
For further information, call: +62818969100, email: djokokurniawan@gmail.com